Senin, 08 Oktober 2012

Praktikum II Sifat Kimia Senyawa Klor

Selasa, 09 Oktober 2012


I.   Tujuan
  • Mengetahui kelarutan dan stabilitas garam klorida
  • Mempelajari pembentukan kompleks logam transisi dengan ion klorida
II.  Dasar Teori
     Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi warn adan sifatnya. Misalnya Cl: berupa gas kuning kehijauan pada suhu kamar, non-polar, kelarutan dalam air kecil dan larut dalam pelarut non-polar.
     Semua halogen dapat mengoksidasi air menjadi gas Odan bukan merupakan oksidator kuat. Larutan halogen tidak stabil karena cenderung mengalami auto-oksidasi atau auto-reduksi, proses ini disebut disporposionasi:
2 Cl2(aq) + 2 H2O  HClO(aq) + 2HCl(aq)
Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl). Ion ClO merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO berbeda dengan Cl-sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat.
     Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir diseluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecilpun sudah terklorinasi.
    Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antiseptik, intektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya.
Ion klorida membentuk endapan  dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+ berperan sebagai igan dalam pembentukan kompleks yang diambil melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan.
   Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetrakorida dan ekstraksi brom.
   Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl), ion ClO-merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO-berbeda dengan Cl sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan merupakan basa konjugasi dari HCl kuat. Ion klorida membentuk endapan dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+, berperan sebagai ligan dalam pembentuka kompleks yang diamati melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan.

III.   Alat dan Bahan
       Alat 
       -     Pipet tetes
       -     Rak tabung reaksi
       -     Gelas ukur
       -     Tabung reaksi
      Bahan 
       -     NaCl 0,1 M
       -     AgNO3 0,1 M
       -     NH3 6M
       -     CuSO4 0,1 M
       -     Lakmus merah biru
       -     NaOCl 5% ( baycline)
       -     NaOH 6 M
       -     KI 0,1 M
       -     KBr 0,1 M
       -     n-heksana atau petroleum eter
       -     HCl pekat

IV. Cara Kerja
1 ion Klorida (Cl-)
 a. Kelarutan dan kestabilan garam klorida


 b. Kompleks logam transisi dengan ion Cl-




 2. Ion Hipoklorit (ClO-)
a. Reaksi Lakmus



b. Reaksi dengan AgNO3
c. Daya Oksidasi

V. Hasil Pengamatan
1. Ion Klor (Cl-)
    a.  Kelarutan dan Stabilitas garam klorida
        I.     NaCl + AgNO3 à ↓ AgCl + NaNO3, terbentuk endapan putih AgCl
        II.    I + NH3 à terbentuk endapan putih dengan larutan jernih
        III.   II + HNO3 à terbentuk endapan putih dengan reaksi eksoterm (panas)
     b. Kompleks logam transisi dengan ion Cl-
          I. CuSO4 + HCl à tidak terbentuk endapan (larut), larutan berwarna hijau terjadi reaksi eksoterm
         II. I + H2à Warna hijau lebih muda dari larutan sebelumnya dan agak bening
      III. AgNO3 + HCl à ↓ AgCl + HNO3, terbentuk endapan putih AgCl  larutannya berwarna kuning terjadi reaksi eksoterm
         IV. III + H2à terbentuk endapan putih, larutan berwarna putih
2. Ion Hipoklorit (ClO-)
    a. Lakmus
        I. NaClO + lakmus merah à lakmus berubah warna menjadi biru kemudian menjadi putih
        II. NaClO + lakmus biru à lakmus biru tetap biru kemudian berubah menjadi putih
    b. Reaksi dengan AgNO3
        I. NaOCl + AgNO3 à terbentuk endapan putih
        II. I + HNO3 à terbentuk gas warna larutan kuning dengan endapan berwarna putih
        III. NaOH + AgNO3 à terbentuk endapan coklat tua
       IV. III + HNO3 à tidak larut, menghasilkan panas, lebih panas dari percobaan NaOCl + AgNO3 dan HNO3, larutannya bening terbentuk endapan coklat tua
     c. Daya Oksidasi Ion ClO-
         I. KI + C6H12 + NaOCl à terdapat 2 fase yang berwarna merah muda dan orange
         II. KBr + C6H12 + NaOCl à terdapat 2 fase yang berwarna putih kedua-duanya
         III. I + HCl à terbentuk menjadi 3 fase dengan warna ungu, orange dan coklat
         IV. II + HCl à terbentuk 2 fase dengan warna kuning muda dan kuning tua



VI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pengujian sifat – sifat dari senyawa klor.  Bahan-bahan yang digunakan adalah NaCl, NaOCl, dan HCl sebagai sampel. Pada percobaan pertama, praktikan mereaksikan NaCl dengan AgNO3 yang menghasilkan reaksi pengendapan. Endapan yang terbentuk berwarna putih dan mengumpal. Endapan yang muncul adalah senyawa AgCl yang merupakan hasil reaksi. Perak klorida memiliki nilai kelarutan yang kecil, oleh karena itu terbentuklah endapan. Dapat dituliskan persamaan reaksinya adalah  

2NaCl(aq) + Ag2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + ↓2AgCl
Setelah itu endapan AgCl ditambahkan lagi dengan larutan basa NH3 6M namun endapan tidak larut. Maka persamaan reaksinya adalah

AgCl + NH4OH →  NH4Cl + ↓ AgOH

kemudian ditambahkan larutan HNOkemudian terbentuk suatu gas atau uap dan larutannya menjadi bening kembali serta terbentuk endapan putih kembali. Dengan persamaan reaksinya :


AgCl  +  HNO3  →  HCl +  AgNO3

        Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa endapan berasal ion Agdan Clsukar larut jika ditambahkan dengan larutan asam atau pun basa maka dari itu garam klorida memilik stabilitas untuk mempertahankan endapan yang baik 

  Pada percobaan yang kedua adalah percobaan mengenai pembentukan kompleks logam transisi dengan ion Cl-. Ion kompleks memiliki ion logam dengan jumlah tertentu molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya. Percobaan ini mereaksikan tembaga sulfat (CuSO4) dengan asam klorida (HCl) yang menghasilkan larutan berwarna hijau muda. .Hal ini disebabkan karena CuSO4 sendiri dapat bereaksi dengan HCl membentuk asam sulfat dan tembaga diklorida sebagai hasil sampingnya. Asam sulfat inilah yang menyebabkan warna berubah menjadi kehijauan.Ketika diencerkan dengan 5 ml H2O larutan kembali berwana hijau muda lagi. Hal ini disebabkan ketika asam sulfat dan tembaga diklorida ditambahkan dengan aquadest dapat membentuk tembaga sulfat kembali dengan asam klorida dan molekul air sebagai produk sampingnya.Sedangkan pencampuran AgNO3 dengan  HCl terbentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dengan penambahan HCl. Persamaan reaksi

         AgNO3 + HCl  è AgCl↓ + HNO3


Percobaan ketiga, praktikan melakukan percobaan Natrium hipoklorit (NaClO) terhadap lakmus, AgNO3 dan memerhatikan daya oksidasi ClO. Berdasarkan hasil pengamatan, kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru dan kertas lakmus biru tetap menjadi warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa NaClO bersifat basa. 
Selanjutnya mereaksikan NaClO dengan AgNOyang menunjukkan perbedaan terhadap reaksi NaCl dengan AgNO3. Reaksi NaClO dengan AgNOmenghasilkan endapan putih tetapi ketika ditambahi HNO3 masih terbentuk endapan dan larutannya bening kekuning-kuningan, sedangkan endapan pada reaksi NaCl dengan AgNOyang ditambahkan HNO3 larut. Hal ini disebabkan pada Reaksi NaClO dengan AgNOendapannya tetap terbentuk karena adanya asam nitrat.serta reaksi NaClO dengan AgNO berlangsung secara eksoterm karena pada dinding tabung reaksi terasa panas dan terdapat gelembung gas. Gas yang terbentuk adalah gas oksigen dari reaksi AgNOdengan NaOCl. Lalu tabung yang berisikan NaOH, direaksikan dengan AgNO3 terbentuk endapan coklat dengan warna larutan bening dan setelah direaksikan dengan HNO3 endapan menjadi coklat tua dengan disertai dengan bertambahanya suhu larutan. (lebih panas dari percobaan NaOCl + AgNO3dan HNO3)
Dengan persamaan berikut :
                                                   2NaOCl + 2AgNO3 → 2AgCl↓ + 2NaNO3 + O2
                                                2HNO3 + NaOCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3 + H2O
                                                            NaOH + AgNO3 → AgOH + NaNO3
        Pada percobaan terakhir adalah daya oksidasi ion ClO- , percobaan ini mereaksikan 2 ml larutan kalium iodida (KI), 1 ml n-heksana (C6H12) dan larutan NaClO yang menghasilkan larutan yang  terdiri dari 2 fase yang berwarna merah muda dan orange. Ketika diasamkan dengan larutan HCl, larutan berubah menjadi bentuk 3 fase dengan warna ungu, orange dan coklat. Kemudian, praktikan mereaksikan 2 ml larutan kalium bromide (KBr), 1 ml n-heksana (C6H12) dan larutan NaClO yang menghasilkan larutan berwarna putih. Ketika diasamkan dengan larutan HCl, larutan berubah bentuk menjadi 2 fase dengan warna kuning muda dan kuning tua. Hal ini menunjukkan bahwa Natrium hipoklorit mampu mereduksi iod dalam senyawa kalium iodida yang ditunjukan pada perubahan warna pada larutan n-heksana dengan kalium iodida. Hal ini disebabkan karena bilangan oksidasi klor dalam senyawa natriun hipoklorit paling  kecil sehingga ia memiliki daya oksidator yang kuat.

VII. Kesimpulan
  • Kelarutan senyawa klorida yaitu perak klorida yang terbentuk sangat kecil dan stabil.
  • Ion klorida mampu membentuk ion kompleks dengan tembaga
  • Pembentukan logam kompleks klor ditandai dengan perubahan warna.
  • Senyawa klor memiliki daya oksidasi yang kuat
  • Natrium Hipoklorit (NaOCl) bersifat basa.  
  • Pembentukan perbedaan lapisan dalam larutan hasil reaksi disebabkan oleh perbedaan kepolaran,   dan berat jenis kepolaran
VIII. Daftar Pustaka
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999. Kimia Modern.  Jakarta : Erlangga
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid 1. Jakarta : Kalman Media
            Pusaka.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid 2. Jakarta : Kalman Media
            Pusaka.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/tembaga-anorganik/ "diakses 20 Oktober 2012"

IX. Lampiran
1. Tuliskan contoh-contoh senyawa klor dengan bilangan oksidasi Cl (-1, 0, +1, +3, +4, +5, +7) dan sebutkan kegunaannya kalau ada?
Biloks
Senyawa klor
Kegunaan
-1
NaCl
sebagai bahan pengamat dan bahan campuran
0
Cl2
sebagai senjata perang pada perang dunia II
+1
NaOCl
sebagai pemutih pakaian
+3
NaClO2
sebagai pemutih dlam industri tekstil dan kertas
digunakan pada pengolahan air sebagai desinfektan
terdapat pada obat kumur dan pasta gigi
+4
NaClO3
sebagai herbisida
+5
NH4ClO4
sebagai campuran bahan bakar roket
+7
HClO4 
 Sebagai bahan desinfektan

2. Bagaimana cara membuat larutan pemutih NaClO secara komersial. Tuliskan reaksinya !
Larutan pemutih dapat dibuat dengan mereaksikan NaOH dengan gas klor (Cl2), gas klor dilewatkan kedalam larutan dingin NaOH encer pada suhu dibawah 40º C, jika suhu lebih dari 40 oC maka akan membentuk natrium klorat (NaClO3)
2NaOH + Cl2  NaCl + NaOCl + H2O

3. Bagaimana cara zat pemutih dapat membuat pakaian kelihatan lebih putih?Zat pemutih bekerja dengan dua cara, yaitu :
a. Mengubah molekul menjadi zat yang tidak mengandung kromofor atau masih mengandung kromofor yang    tidak menyerap cahaya visible dengan cara memutuskan ikatan kimia kromofor oleh pemutih yang bersifat  oksidator.
b. Mengubah ikatan rangkap pada kromofor menjadi ikatan tunggal oleh pemutih yang bersifat rediktor.    Pemutusan ikatan rangkap ini dapat mengurangi kemampuan kromofor menyerap sinar visible.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar