Selasa, 13 November 2012

Pembuatan dan Pengujian Tawas dari Limbah Alumunium Foil dan Kaleng

Selasa, 16 Oktober 2012

I. Tujuan

  1. Mengetahui cara pembuatan tawas
  2. Meminimalisir limbah alumunium foil dan kaleng
  3. Mengetahui tawas yang baik
II. Dasar Teori


         Aluminium sulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum, cake alum, atau aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau bongkahan, dengan rumus kimia Al2(SO4)3. xH2O. Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang sederhana (Alearts &Santika, 1984).

Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat menurut persamaan reaksi 1)


2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O(l) à 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g) ---------- (1)


Kadang–kadang ditulis dalam bentuk ion sebagai kompleks aluminat yang persamaan reaksinya 2)


2Al (s) + 2OH (aq) + 6H2O (l) à 2 Al(OH)4- (g) + 3H2 (g) ---- (2) 


Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari aluminium hidroksida [Al(OH)3], yang dengan penambahan asam sulfat enadapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO42-, yang jika didiamkan akan terbentuk krital seperti kaca dari tawas kalium aluminium sulfat atau sering disebut alum. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut. 


2KAlO2(aq) + 2 H2O(l)+ H2SO4(aq) à K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) ........... (3)

H2SO4(aq) + K2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s) à 2 KAl(SO4)2 (aq) + 6H2O ............(4)

24 H2O (l) + 2 KAl(SO4)2 à 2 KAl(SO4)2.12 H2O (s) ..................(5)

Reaksi keseluruhan


2Al(s) + 2KOH(aq) + 10H2O(l) + 4H2SO4(aq) à 2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g). ................... (6)


Larutan di persamaan (2) dipanaskan pada suhu 60-800C untuk menguapkan airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 800C karena tawas akan larut dalam air mendidih. Pada proses penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk kristal dari KAl(SO4)2.12H2O.

Senyawa aluminium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industri kertas Selain itu, tawas digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan pewarna di industri tekstil. Namun tawas natrium yang kita buat kali ini juga dapat digunakan sebagai bahan pengembang roti. Selain itu tawas pun dapat digunakan untuk mengentalkan lateks (getah karet yang cair) sehingga menjadi membeku.


Beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya:
  1. Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula NaAl(SO4)2.12H2O digunakan sebagai serbuk pengembang roti.
  2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api. Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dankalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat.
  3. Amonium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas amonium) dengan formula NH4Al(SO4)2.12H2O digunakan sebagai acar ketimun.
  4. Kalium kromium (III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium) dengan formula KCr(SO4)2.12H2O digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan pembuatkain tahan api
  5. Amonium besi (III) sulfat dodekahidrat (tawas besi(II)) dengan formula NH4Fe(SO4)2.12H2O digunakan untuk mordan pada pewarnaan tekstil. Tawas ini dibuat dengan mengoksidasi ion besi (II) menjadi ion besi (III) dengan asam nitrat dalam larutan amonium sulfat.

Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi dengan cara penguapan untuk menghasilkan larutan jenuh yang kemudian menghasilkan kristal tawas pada waktu didinginkan. Untuk mendapatkan kristal yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara pelan-pelan.

III. Alat dan Bahan


Alat
- Erlenmeyer
- Gelas Ukur
- Cawan Petri
- Gelas beaker
- Corong
- Kertas saring
- Gunting
- Pipet

Bahan
- Alumunium foil
- KOH
- Accu
- Etanol
- Es batu


IV. Cara Kerja






































V. Hasil Pengamatan

Berat alumunium foil : 1 gram

      Berat tawas yang dihasilkan : 5 gram
      Berat tawas murni yang dihasilkan: 10,4453 gram



VI. Pembahasan

Pada praktikum ini akan membahas tentang pembuatan dan pengujian tawas yang terbuat dari limbah alumunium foil dan kaleng. Tawas dapat dibuat dari logam Al yang kemudian dilarutkan kedalam KOH dan seterusnya direaksikan dengan asam sulfat yang akan menghaislkan endapan. Pada praktikum kali ini kita menggunakan Alumunium foil yang sejatinya hanya dapat sigunakan sekali saja dan setelah itu akan menjadi limbah. Dengan kata lain kita dapat memanfaatkan limbah alumunium foil menjadi tawas yang bermanfaat dan memiliki nilai jual di industri.

Proses awal pembuatan tawas adalah dengan memotong kecil kecil alumunium foil yang hendak dipakai, dengan tujuan agar reaksi yang terjadi antara alumunium foil dan KOH berlangsung lebih cepat karena salah satu faktor yang dapat memepengaruhi laju reaksi adalah luas permukaan. Semakin besar luas permuaan maka semakin cepat pula reaksi itu berlangsung. Reaksi alumunium dengan KOH bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah :


2 Al(s) +   2 KOH(aq) +   6 H2O(liq) --->  2 KAl(OH)4(aq) + 3H2(g)
2Al(s) + 2OH-(aq) + 6H2O(liq) --->  2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g)

Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung- gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi. Setelah didiamkan dan didinginkan, disaring endapan yang filtratnya ditampung dengan menggunakan erlenmeyer. Selanjutnya filtrat yang ada di erlenmeyer itu ditambahkan larutan asam sulfat sebanyak 30 ml. Reaksi yang terjadi adalah :


2 KAl(OH)4(aq) +   H2SO4(aq) --->  2 Al(OH)3(s) +   K2SO4(aq) +   3 H2O-
Al(OH)4- (aq) + H+(aq) --->  Al(OH)3(s) + H2O(liq) 

Tujuan penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna.  Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4 dengan persamaan reaksi sebagai berikut :


2 Al(OH)3(s) +   3 H2SO4(aq) --->  Al2(SO4)3 (aq) +   6 H2O(liq)
Al(OH)3 (s) + 3H+ (aq) ---> Al3+(aq) + 3H2O (liq)

Selanjutnya setelah terbentuk endapan lalu disaring kembali dan dicuci dengan menggunakan etanol bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. 

Tawas yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri berbentuk bongkahan dan tidak berwarna (bening). Dari percobaan yang kami lakukan, ternyata limbah kaleng dapat menghasilkan tawas yang berbentuk seperti kristal bening, tawas yang didapat itu merupakan tawas murni. Pada alumunium foil juga menghasilkan sejumlah tawas, tawas tersebut berbentuk serbuk halus berwarna putih.

Tawas yang telah dibuat ini kemudian diuji keberhasilannya dalam menjernihkan airAir merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan selain udara. Makhluk hidup yang ada tidak dapat lepas dari penggunaan air dalam kehidupannya. Namun pada akhir-akhir ini persoalan ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah karena banyaknya air yang telah kerkotori oleh kontaminan. Kontaminan-kontaminan berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Koagulasi dan flokulasi merupakan suatu proses yang umum dilakukan dalam pengolahan limbah cair industri. Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia atau koagulan kedalam air limbah yang bertujuan untuk mengurangi daya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok kecil. Flokulasi adalah proses penggabungan flok-flok kecil sehingga menjadi flok-flok yang lebih besar sehingga akan mudah mengendap. Tawas ditambahkan ke dalam air sehingga menyebabkan partikel-partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air dapat diolah lebih lanjut. Salah satunya dengan proses filtrasi. Kemudian didesinfeksi lalu dapat dikonsumsi. 

Untuk menguji tawas yang telah dibuat dapat dilakukan dengan menggunakan air limbah (air yang sudah tidak jernih lagi) yaitu dengan cara tawas ditambahkan dengan koagulan, koagulan tersebut memiliki kemampuan untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok. Disini air yang digunakan untuk dijernihkan adalah air selokan sekitar PLT dan larutan FeCl3. Kurang lebih 2 ml masing-masing air selokan dan larutan FeCl3 itu dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian diberi tawas dan dihomogenkan. Terlihat bahwa air selokan yang semula berwarna keruh itu kemudian menjadi agak bening setelah diberi tawas. Hasilnya terlihat pada gambar dibawah ini :

                                                              









Berikut adalah hasil tawas yang kami peroleh :











VII Kesimpulan



VIII Daftar Pustaka




Senin, 08 Oktober 2012

Praktikum II Sifat Kimia Senyawa Klor

Selasa, 09 Oktober 2012


I.   Tujuan
  • Mengetahui kelarutan dan stabilitas garam klorida
  • Mempelajari pembentukan kompleks logam transisi dengan ion klorida
II.  Dasar Teori
     Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi warn adan sifatnya. Misalnya Cl: berupa gas kuning kehijauan pada suhu kamar, non-polar, kelarutan dalam air kecil dan larut dalam pelarut non-polar.
     Semua halogen dapat mengoksidasi air menjadi gas Odan bukan merupakan oksidator kuat. Larutan halogen tidak stabil karena cenderung mengalami auto-oksidasi atau auto-reduksi, proses ini disebut disporposionasi:
2 Cl2(aq) + 2 H2O  HClO(aq) + 2HCl(aq)
Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl). Ion ClO merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO berbeda dengan Cl-sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat.
     Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir diseluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecilpun sudah terklorinasi.
    Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antiseptik, intektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya.
Ion klorida membentuk endapan  dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+ berperan sebagai igan dalam pembentukan kompleks yang diambil melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan.
   Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetrakorida dan ekstraksi brom.
   Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl), ion ClO-merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO-berbeda dengan Cl sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan merupakan basa konjugasi dari HCl kuat. Ion klorida membentuk endapan dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+, berperan sebagai ligan dalam pembentuka kompleks yang diamati melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan.

III.   Alat dan Bahan
       Alat 
       -     Pipet tetes
       -     Rak tabung reaksi
       -     Gelas ukur
       -     Tabung reaksi
      Bahan 
       -     NaCl 0,1 M
       -     AgNO3 0,1 M
       -     NH3 6M
       -     CuSO4 0,1 M
       -     Lakmus merah biru
       -     NaOCl 5% ( baycline)
       -     NaOH 6 M
       -     KI 0,1 M
       -     KBr 0,1 M
       -     n-heksana atau petroleum eter
       -     HCl pekat

IV. Cara Kerja
1 ion Klorida (Cl-)
 a. Kelarutan dan kestabilan garam klorida


 b. Kompleks logam transisi dengan ion Cl-




 2. Ion Hipoklorit (ClO-)
a. Reaksi Lakmus



b. Reaksi dengan AgNO3
c. Daya Oksidasi

V. Hasil Pengamatan
1. Ion Klor (Cl-)
    a.  Kelarutan dan Stabilitas garam klorida
        I.     NaCl + AgNO3 à ↓ AgCl + NaNO3, terbentuk endapan putih AgCl
        II.    I + NH3 à terbentuk endapan putih dengan larutan jernih
        III.   II + HNO3 à terbentuk endapan putih dengan reaksi eksoterm (panas)
     b. Kompleks logam transisi dengan ion Cl-
          I. CuSO4 + HCl à tidak terbentuk endapan (larut), larutan berwarna hijau terjadi reaksi eksoterm
         II. I + H2à Warna hijau lebih muda dari larutan sebelumnya dan agak bening
      III. AgNO3 + HCl à ↓ AgCl + HNO3, terbentuk endapan putih AgCl  larutannya berwarna kuning terjadi reaksi eksoterm
         IV. III + H2à terbentuk endapan putih, larutan berwarna putih
2. Ion Hipoklorit (ClO-)
    a. Lakmus
        I. NaClO + lakmus merah à lakmus berubah warna menjadi biru kemudian menjadi putih
        II. NaClO + lakmus biru à lakmus biru tetap biru kemudian berubah menjadi putih
    b. Reaksi dengan AgNO3
        I. NaOCl + AgNO3 à terbentuk endapan putih
        II. I + HNO3 à terbentuk gas warna larutan kuning dengan endapan berwarna putih
        III. NaOH + AgNO3 à terbentuk endapan coklat tua
       IV. III + HNO3 à tidak larut, menghasilkan panas, lebih panas dari percobaan NaOCl + AgNO3 dan HNO3, larutannya bening terbentuk endapan coklat tua
     c. Daya Oksidasi Ion ClO-
         I. KI + C6H12 + NaOCl à terdapat 2 fase yang berwarna merah muda dan orange
         II. KBr + C6H12 + NaOCl à terdapat 2 fase yang berwarna putih kedua-duanya
         III. I + HCl à terbentuk menjadi 3 fase dengan warna ungu, orange dan coklat
         IV. II + HCl à terbentuk 2 fase dengan warna kuning muda dan kuning tua



VI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pengujian sifat – sifat dari senyawa klor.  Bahan-bahan yang digunakan adalah NaCl, NaOCl, dan HCl sebagai sampel. Pada percobaan pertama, praktikan mereaksikan NaCl dengan AgNO3 yang menghasilkan reaksi pengendapan. Endapan yang terbentuk berwarna putih dan mengumpal. Endapan yang muncul adalah senyawa AgCl yang merupakan hasil reaksi. Perak klorida memiliki nilai kelarutan yang kecil, oleh karena itu terbentuklah endapan. Dapat dituliskan persamaan reaksinya adalah  

2NaCl(aq) + Ag2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + ↓2AgCl
Setelah itu endapan AgCl ditambahkan lagi dengan larutan basa NH3 6M namun endapan tidak larut. Maka persamaan reaksinya adalah

AgCl + NH4OH →  NH4Cl + ↓ AgOH

kemudian ditambahkan larutan HNOkemudian terbentuk suatu gas atau uap dan larutannya menjadi bening kembali serta terbentuk endapan putih kembali. Dengan persamaan reaksinya :


AgCl  +  HNO3  →  HCl +  AgNO3

        Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa endapan berasal ion Agdan Clsukar larut jika ditambahkan dengan larutan asam atau pun basa maka dari itu garam klorida memilik stabilitas untuk mempertahankan endapan yang baik 

  Pada percobaan yang kedua adalah percobaan mengenai pembentukan kompleks logam transisi dengan ion Cl-. Ion kompleks memiliki ion logam dengan jumlah tertentu molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya. Percobaan ini mereaksikan tembaga sulfat (CuSO4) dengan asam klorida (HCl) yang menghasilkan larutan berwarna hijau muda. .Hal ini disebabkan karena CuSO4 sendiri dapat bereaksi dengan HCl membentuk asam sulfat dan tembaga diklorida sebagai hasil sampingnya. Asam sulfat inilah yang menyebabkan warna berubah menjadi kehijauan.Ketika diencerkan dengan 5 ml H2O larutan kembali berwana hijau muda lagi. Hal ini disebabkan ketika asam sulfat dan tembaga diklorida ditambahkan dengan aquadest dapat membentuk tembaga sulfat kembali dengan asam klorida dan molekul air sebagai produk sampingnya.Sedangkan pencampuran AgNO3 dengan  HCl terbentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dengan penambahan HCl. Persamaan reaksi

         AgNO3 + HCl  è AgCl↓ + HNO3


Percobaan ketiga, praktikan melakukan percobaan Natrium hipoklorit (NaClO) terhadap lakmus, AgNO3 dan memerhatikan daya oksidasi ClO. Berdasarkan hasil pengamatan, kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru dan kertas lakmus biru tetap menjadi warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa NaClO bersifat basa. 
Selanjutnya mereaksikan NaClO dengan AgNOyang menunjukkan perbedaan terhadap reaksi NaCl dengan AgNO3. Reaksi NaClO dengan AgNOmenghasilkan endapan putih tetapi ketika ditambahi HNO3 masih terbentuk endapan dan larutannya bening kekuning-kuningan, sedangkan endapan pada reaksi NaCl dengan AgNOyang ditambahkan HNO3 larut. Hal ini disebabkan pada Reaksi NaClO dengan AgNOendapannya tetap terbentuk karena adanya asam nitrat.serta reaksi NaClO dengan AgNO berlangsung secara eksoterm karena pada dinding tabung reaksi terasa panas dan terdapat gelembung gas. Gas yang terbentuk adalah gas oksigen dari reaksi AgNOdengan NaOCl. Lalu tabung yang berisikan NaOH, direaksikan dengan AgNO3 terbentuk endapan coklat dengan warna larutan bening dan setelah direaksikan dengan HNO3 endapan menjadi coklat tua dengan disertai dengan bertambahanya suhu larutan. (lebih panas dari percobaan NaOCl + AgNO3dan HNO3)
Dengan persamaan berikut :
                                                   2NaOCl + 2AgNO3 → 2AgCl↓ + 2NaNO3 + O2
                                                2HNO3 + NaOCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3 + H2O
                                                            NaOH + AgNO3 → AgOH + NaNO3
        Pada percobaan terakhir adalah daya oksidasi ion ClO- , percobaan ini mereaksikan 2 ml larutan kalium iodida (KI), 1 ml n-heksana (C6H12) dan larutan NaClO yang menghasilkan larutan yang  terdiri dari 2 fase yang berwarna merah muda dan orange. Ketika diasamkan dengan larutan HCl, larutan berubah menjadi bentuk 3 fase dengan warna ungu, orange dan coklat. Kemudian, praktikan mereaksikan 2 ml larutan kalium bromide (KBr), 1 ml n-heksana (C6H12) dan larutan NaClO yang menghasilkan larutan berwarna putih. Ketika diasamkan dengan larutan HCl, larutan berubah bentuk menjadi 2 fase dengan warna kuning muda dan kuning tua. Hal ini menunjukkan bahwa Natrium hipoklorit mampu mereduksi iod dalam senyawa kalium iodida yang ditunjukan pada perubahan warna pada larutan n-heksana dengan kalium iodida. Hal ini disebabkan karena bilangan oksidasi klor dalam senyawa natriun hipoklorit paling  kecil sehingga ia memiliki daya oksidator yang kuat.

VII. Kesimpulan
  • Kelarutan senyawa klorida yaitu perak klorida yang terbentuk sangat kecil dan stabil.
  • Ion klorida mampu membentuk ion kompleks dengan tembaga
  • Pembentukan logam kompleks klor ditandai dengan perubahan warna.
  • Senyawa klor memiliki daya oksidasi yang kuat
  • Natrium Hipoklorit (NaOCl) bersifat basa.  
  • Pembentukan perbedaan lapisan dalam larutan hasil reaksi disebabkan oleh perbedaan kepolaran,   dan berat jenis kepolaran
VIII. Daftar Pustaka
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999. Kimia Modern.  Jakarta : Erlangga
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid 1. Jakarta : Kalman Media
            Pusaka.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid 2. Jakarta : Kalman Media
            Pusaka.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/tembaga-anorganik/ "diakses 20 Oktober 2012"

IX. Lampiran
1. Tuliskan contoh-contoh senyawa klor dengan bilangan oksidasi Cl (-1, 0, +1, +3, +4, +5, +7) dan sebutkan kegunaannya kalau ada?
Biloks
Senyawa klor
Kegunaan
-1
NaCl
sebagai bahan pengamat dan bahan campuran
0
Cl2
sebagai senjata perang pada perang dunia II
+1
NaOCl
sebagai pemutih pakaian
+3
NaClO2
sebagai pemutih dlam industri tekstil dan kertas
digunakan pada pengolahan air sebagai desinfektan
terdapat pada obat kumur dan pasta gigi
+4
NaClO3
sebagai herbisida
+5
NH4ClO4
sebagai campuran bahan bakar roket
+7
HClO4 
 Sebagai bahan desinfektan

2. Bagaimana cara membuat larutan pemutih NaClO secara komersial. Tuliskan reaksinya !
Larutan pemutih dapat dibuat dengan mereaksikan NaOH dengan gas klor (Cl2), gas klor dilewatkan kedalam larutan dingin NaOH encer pada suhu dibawah 40º C, jika suhu lebih dari 40 oC maka akan membentuk natrium klorat (NaClO3)
2NaOH + Cl2  NaCl + NaOCl + H2O

3. Bagaimana cara zat pemutih dapat membuat pakaian kelihatan lebih putih?Zat pemutih bekerja dengan dua cara, yaitu :
a. Mengubah molekul menjadi zat yang tidak mengandung kromofor atau masih mengandung kromofor yang    tidak menyerap cahaya visible dengan cara memutuskan ikatan kimia kromofor oleh pemutih yang bersifat  oksidator.
b. Mengubah ikatan rangkap pada kromofor menjadi ikatan tunggal oleh pemutih yang bersifat rediktor.    Pemutusan ikatan rangkap ini dapat mengurangi kemampuan kromofor menyerap sinar visible.